Perlukah Tranfusi Dengan Penghangat Darah? - Hallo sahabat APOTEK PLUS, Pada sharing artikel kesehatan kali ini yang berjudul Perlukah Tranfusi Dengan Penghangat Darah?, saya telah menyediakan banyak artikel tentang kesehatan untuk anda. mudah-mudahan isi postingan dan tips kesehatan yang saya tulis ini dapat memberi manfaat untuk anda.
Artikel : Perlukah Tranfusi Dengan Penghangat Darah?
Other : Perlukah Tranfusi Dengan Penghangat Darah?
Artikel : Perlukah Tranfusi Dengan Penghangat Darah?
Other : Perlukah Tranfusi Dengan Penghangat Darah?
Perlukah Tranfusi Dengan Penghangat Darah?
Penghangatan darah adalah praktek yang muncul dari kebutuhan yang saling bertentangan.
Dari sisi keamanan dan pelestarian, darah perlu didinginkan selama penyimpanan dan pengiriman, sampai saat darah itu mulai di transfusikan. Di sisi lain, metode 'transfusi-sangat-cepat' (masive transfusion) dalam kasus darurat bisa menyebabkan penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang juga berbahaya, sehingga darah yang dingin itu perlu dihangatkan sebelum ditranfusikan secara 'sangat-cepat' tersebut.
Namun demikian, Penghangatan darah menciptakan risiko tersendiri dan tidak boleh dilakukan tanpa suatu indikasi klinis yang khusus.
Sistem penghangat yang umum saat ini digunakan adalah cara penghangat 'in-line', dan sebagian besar dari alat yang tersedia, tidak memadai untuk mendukung proses 'tranfusi-sangat-cepat' (masive transfusion).
Sedangkan penghangatan darah sebenarnya jarang diperlukan untuk proses transfusi efektif pada tingkat yang biasa, bahkan untuk pasien dengan reaksi 'autoagglutinins dingin'.
Tidak ada bukti bahwa penghangatan darah itu bisa bermanfaat untuk pasien yang di transfusi secara lambat. Pada tingkat transfusi lebih besar dari 50 mL/menit (3 Liter/jam!), darah yang dingin mungkin menjadi faktor dalam terjadinya gagal jantung. Namun, menjaga pasien tetap hangat adalah lebih penting daripada penghangatan darah.
Penghangatan Darah ini dibutuhkan ketika Transfusi yang sangat cepat (masive transfusion) dengan tingkat kecepatan,
Sedang tranfusi darah merah biasanya dilakukan pada tingkat kecepatan 2-5 ml/kg/jam saja!
Kalaupun diperlukan penghangatan darah, tidak boleh dihangatkan dalam air panas, dalam microwave, atau pada radiator penghangat. Pemanas yang tidak terkontrol dapat merusak sel darah merah itu sendiri dan tranfusi dengan darah yang sudah rusak (hemolisis) dapat menyebabkan reaksi tranfusi yang parah!
Sel Darah merah itu disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2 sd 6 derajat celsius, dan selama proses transportasi dari bank darah ke rumah sakit disimpan dalam box pendingin pada suhu 2-10 derajat celsius.
Sel darah merah itu harus sudah mulai ditranfusikan 30 menit setelah keluar dari lemari pendingin dan selesai ditranfusikan dalam waktu kurang dari 4 jam, lebih dari 4 jam sebaiknya tranfusi dihentikan dan sisa darah yang ada tidak digunakan lagi.
Sumber:
- Transfusion. 1991 Jul-Aug; 31(6): 558-71. 'Blood warming: current applications and techniques'. Iserson KV, Huestis DW.
- 'Clinical Transfusion Practice', WHO
[Sumber: Facebook/Tien En, Thalasemia Indonesia]
Dari sisi keamanan dan pelestarian, darah perlu didinginkan selama penyimpanan dan pengiriman, sampai saat darah itu mulai di transfusikan. Di sisi lain, metode 'transfusi-sangat-cepat' (masive transfusion) dalam kasus darurat bisa menyebabkan penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang juga berbahaya, sehingga darah yang dingin itu perlu dihangatkan sebelum ditranfusikan secara 'sangat-cepat' tersebut.
Namun demikian, Penghangatan darah menciptakan risiko tersendiri dan tidak boleh dilakukan tanpa suatu indikasi klinis yang khusus.
Sistem penghangat yang umum saat ini digunakan adalah cara penghangat 'in-line', dan sebagian besar dari alat yang tersedia, tidak memadai untuk mendukung proses 'tranfusi-sangat-cepat' (masive transfusion).
Sedangkan penghangatan darah sebenarnya jarang diperlukan untuk proses transfusi efektif pada tingkat yang biasa, bahkan untuk pasien dengan reaksi 'autoagglutinins dingin'.
Tidak ada bukti bahwa penghangatan darah itu bisa bermanfaat untuk pasien yang di transfusi secara lambat. Pada tingkat transfusi lebih besar dari 50 mL/menit (3 Liter/jam!), darah yang dingin mungkin menjadi faktor dalam terjadinya gagal jantung. Namun, menjaga pasien tetap hangat adalah lebih penting daripada penghangatan darah.
Penghangatan Darah ini dibutuhkan ketika Transfusi yang sangat cepat (masive transfusion) dengan tingkat kecepatan,
- Dewasa: lebih dari 50 mL/kg/jam.
- Anak-anak: lebih dari 15 mL/kg/jam.
Sedang tranfusi darah merah biasanya dilakukan pada tingkat kecepatan 2-5 ml/kg/jam saja!
Kalaupun diperlukan penghangatan darah, tidak boleh dihangatkan dalam air panas, dalam microwave, atau pada radiator penghangat. Pemanas yang tidak terkontrol dapat merusak sel darah merah itu sendiri dan tranfusi dengan darah yang sudah rusak (hemolisis) dapat menyebabkan reaksi tranfusi yang parah!
Sel Darah merah itu disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2 sd 6 derajat celsius, dan selama proses transportasi dari bank darah ke rumah sakit disimpan dalam box pendingin pada suhu 2-10 derajat celsius.
Sel darah merah itu harus sudah mulai ditranfusikan 30 menit setelah keluar dari lemari pendingin dan selesai ditranfusikan dalam waktu kurang dari 4 jam, lebih dari 4 jam sebaiknya tranfusi dihentikan dan sisa darah yang ada tidak digunakan lagi.
Sumber:
- Transfusion. 1991 Jul-Aug; 31(6): 558-71. 'Blood warming: current applications and techniques'. Iserson KV, Huestis DW.
- 'Clinical Transfusion Practice', WHO
[Sumber: Facebook/Tien En, Thalasemia Indonesia]
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon