Penyebab Resistensi Antibiotik - Hallo sahabat APOTEK PLUS, Pada sharing artikel kesehatan kali ini yang berjudul Penyebab Resistensi Antibiotik, saya telah menyediakan banyak artikel tentang kesehatan untuk anda. mudah-mudahan isi postingan dan tips kesehatan yang saya tulis ini dapat memberi manfaat untuk anda.
Artikel : Penyebab Resistensi Antibiotik
Other : Penyebab Resistensi Antibiotik
Artikel : Penyebab Resistensi Antibiotik
Other : Penyebab Resistensi Antibiotik
Penyebab Resistensi Antibiotik
Salah satu hal penting dan menarik yang dapat dipelajari dari ‘antibiotic stewardship’ yang pernah dilakukan oleh Yayasan Orangtua Peduli (YOP) tahun lalu adalah, antibiotik yang terlalu sering digunakan, akan menimbulkan resistensi. Meskipun penggunaannya benar, sesuai dosis, dan diminum sesuai anjuran.
Penggunaan antibiotik harus dianggap sebagai sebuah sumber daya yang harus bijak dalam penggunaannya. Kita semua harus memperhatikan hal apa saja yang bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
Resistensi antibiotik terjadi karena bakteri berubah dan menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi tersebut. Penyebab dari resistensi antibiotik antara lain:
Gunakan antibiotik dengan bijak dan hati-hati.
Sumber: WHO.
Penggunaan antibiotik harus dianggap sebagai sebuah sumber daya yang harus bijak dalam penggunaannya. Kita semua harus memperhatikan hal apa saja yang bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
Resistensi antibiotik terjadi karena bakteri berubah dan menjadi resisten (kebal) terhadap antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi tersebut. Penyebab dari resistensi antibiotik antara lain:
- Peresepan dan penggunaan antibiotik yang berlebihan.
- Pasien tidak menghabiskan antibiotik sesuai anjuran.
- Penggunaan antibiotik secara berlebihan pada peternakan dan perikanan.
- Pengendalian infeksi yang buruk pada rumah sakit dan klinik.
- Rendahnya tingkat kebersihan dan sanitasi yang buruk.
- Sedikitnya antibiotik baru yang ditemukan dan dikembangkan.
Gunakan antibiotik dengan bijak dan hati-hati.
Sumber: WHO.
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon